Hikmah Puasa Ramadhan ~ Pada kesempatan yang berbahagia ini kami selaku admin Blog Evis akan sedikit berbagi artikel yang mungkin bisa bermanfaat untuk sahabat pembaca selama Bulan Ramadhan ini berlangsung. Berikut ini kami telah update hikmah-hikmah dari berpuasa ramadhan yang bisa Anda simak langsung dengan detail.
Sebagian hikmah puasa bisa dilihat dalam firman Allah yang artinya: "Agar kalian bertakwa."
 Takwa  adalah buah yang diharapkan dan dihasilkan oleh puasa. Buah tersebut  akan menjadi bekal orang beriman dan perisai baginya agar tidak terjatuh  dalam jurang kemaksiatan. Seorang ulama sufi pernah berkata tentang  pengaruh takwa bagi kehidupan seorang muslim; “Dengan  bertakwa, para kekasih Allah akan terlindungi dari perbuatan yang  tercela, dalam hatinya diliputi rasa takut kepada Allah sehingga  senantiasa terjaga dari perbuatan dosa, pada malam hari mengisi waktu  dengan kegiatan beribadah, lebih suka menahan kesusahan daripada mencari  hiburan, rela merasakan lapar dan haus, merasa dekat dengan ajal  sehingga mendorongnya untuk memperbanyak amal kebajikan". Takwa merupakan kombinasi kebijakan dan pengetahuan, serta gabungan antara perkataan dan perbuatan.
Takwa  adalah buah yang diharapkan dan dihasilkan oleh puasa. Buah tersebut  akan menjadi bekal orang beriman dan perisai baginya agar tidak terjatuh  dalam jurang kemaksiatan. Seorang ulama sufi pernah berkata tentang  pengaruh takwa bagi kehidupan seorang muslim; “Dengan  bertakwa, para kekasih Allah akan terlindungi dari perbuatan yang  tercela, dalam hatinya diliputi rasa takut kepada Allah sehingga  senantiasa terjaga dari perbuatan dosa, pada malam hari mengisi waktu  dengan kegiatan beribadah, lebih suka menahan kesusahan daripada mencari  hiburan, rela merasakan lapar dan haus, merasa dekat dengan ajal  sehingga mendorongnya untuk memperbanyak amal kebajikan". Takwa merupakan kombinasi kebijakan dan pengetahuan, serta gabungan antara perkataan dan perbuatan.
Puasa Ramadhan akan membersihkan rohani kita dengan menanamkan perasaan  kesabaran, kasih sayang, pemurah, berkata benar, ikhlas, disiplin,  terhindar dari sifat tamak dan rakus, percaya pada diri sendiri dan  sebagainya.
Meskipun makanan dan minuman itu halal, kita menahan diri untuk tidak  makan dan minum dari semenjak fajar hingga terbenamnya matahari, karena  mematuhi perintah Allah. Begitu juga isteri kita sendiri, kita tidak  mencampurinya ketika masa berpuasa demi mematuhi perintah Allah SWT.
Ayat puasa itu dimulai dengan firman Allah: "Wahai orang-orang yang beriman" dan diakhiri dengan: "Mudah-mudahan kamu menjadi orang yang bertakwa".  Jadi jelaslah bagi kita bahwa puasa Ramadhan berdasarkan keimanan dan  ketakwaan. Untuk menjadi orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah  kita diberi kesempatan selama bulan Ramadhan: melatih diri dari menahan  hawa nafsu, makan dan minum, mencampuri isteri, menahan diri dari  perkataan dan perbuatan yang sia-sia seperti berkata bohong, membuat  fitnah dan tipu daya, merasa dengki dan khianat, memecah belah persatuan  umat, dan berbagai perbuatan jahat lainnya. Rasullah SAW bersabda:"Bukanlah puasa itu hanya sekedar menghentikan makan dan minum tetapi puasa itu ialah menghentikan omong kosong dan kata-kata kotor." (HR. Ibnu Khuzaimah).
Beruntunglah mereka yang dapat berpuasa selama bulan Ramadhan, karena  puasa itu bukan saja dapat membersihkan ruhani manusia, tapi juga akan  membersihkan jasmani manusia itu sendiri, puasa sebagai alat penyembuh  yang baik. Semua alat pada tubuh kita senantiasa digunakan, boleh  dikatakan alat-alat itu tidak pernah istirahat selama 24 jam.  Alhamdulillah dengan berpuasa kita dapat mengistirahatkan alat  pencernaan lebih kurang selama 12 jam setiap harinya. Oleh karena itu  dengan berpuasa, organ dalam tubuh kita dapat bekerja dengan lebih  teratur dan efektif.
Perlu diingat, ibadah puasa Ramadhan akan membawa faedah bagi kesehatan  ruhani dan jasmani kita apabila dilaksanakan sesuai dengan panduan yang  telah ditetapkan, jika tidak, maka hasilnya tidak seberapa malah mungkin  ibadah puasa kita sia-sia belaka.
Allah SWT berfirman "Makan dan minumlah kamu dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al-A'raf:31)
Nabi SAW juga bersabda "Kita ini adalah kaum yang makan apabila merasakan lapar, dan makan dengan secukupnya (tidak kenyang)."
Tubuh kita memerlukan makanan yang bergizi sesuai keperluan tubuh kita.  Jika kita makan berlebih-lebihan sudah tentu ia akan membawa mudarat  kepada kesehatan kita. Bisa menyebabkan badan menjadi gemuk, efek  lainnya adalah mengakibatkan sakit jantung, darah tinggi, penyakit  kencing manis, dan berbagai penyakit lainnya. Dengan demikian maka puasa  bisa dijadikan sebagai media diet yang paling ampuh dan praktis.
Puasa tidak diwajibkan sepanjang tahun, juga tidak dalam waktu yang  sebentar melainkan pada hari-hari yang terbatas, yaitu hari-hari bulan  Ramadan, dari mulai terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Karena,  jika puasa diwajibkan secara terus menerus sepanjang tahun atau sehari  semalam tanpa henti, tentu akan memberatkan. Begitu juga jika hanya  untuk waktu separuh hari, tentu tak akan memiliki pengaruh apa-apa, akan  tetapi puasa diwajibkan untuk waktu sepanjang hari mulai dari terbit  fajar hingga matahari terbenam, dan dalam hari-hari yang telah  ditentukan.
Selain keringanan dalam masalah waktu, Allah juga membuktikan kasih  sayang-Nya kepada hamba dengan memberikan keringanan-keringanan yang  lain, di antaranya kepada: orang sakit (yang membahayakan dirinya jika  berpuasa) dan orang yang menempuh perjalanan jauh (yang memberatkan  dirinya jika melaksanakan puasa) diperbolehkan untuk berbuka dan  menggantinya pada hari yang lain, sesuai dengan jumlah puasa yang ia  tinggalkan.
Dengan kalam-Nya Allah telah menegaskan kepada manusia, keutamaan puasa  di bulan suci Ramadhan sebagai bulan keberkahan, dimana Allah memberikan  nikmat sekaligus mukjizat yang begitu agung kepada hamba-Nya berupa  turunnya Al-Qur'an.
Ayat-ayat Al-Qur'an juga menjelaskan betapa Tuhan begitu dekat dengan  hambanya, Ia selalu menjawab do'a mereka di mana dan kapan pun mereka  berada, tidak ada pemisah antara keduanya. Maka sudah selayaknya bagi  seorang muslim, untuk selalu berdo'a, memohon ampunan kepada Tuhannya,  beribadah dengan tulus-ikhlas, beriman, dan tidak menyekutukan-Nya,  dengan harapan Allah akan mengabulkan semua do'a dan permintaannya.
Diriwayatkan bahwa sekumpulan orang pedalaman bertanya kepada Nabi SAW : "Wahai  Muhammad! Apakah Tuhan kita dekat, sehingga kami bermunajat (mengadu  dan berdoa dalam kelirihan) kepada-Nya, ataukah Ia jauh sehingga kami  menyeru (mengadu dan berdoa dengan suara lantang) kepada-Nya?"Maka turunlah ayat: "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. (QS. Al-Baqarah/2: 186)
Allah telah memberikan beberapa pengecualian bagi umat Muhammad dalam  menjalankan ibadah puasa, seperti dibolehkannya seorang suami untuk  memberikan nafkah batin kepada isterinya pada malam bulan Ramadhan,  kecuali pada waktu I'tikaf di masjid, karena waktu tersebut adalah waktu  di mana manusia seharusnya mendekatkan diri kepada Allah tanpa  disibukkan dengan perkara yang lain.
Diantara hikmah puasa yang dapat dicatat juga adalah sebagai wijaa, perisai atau pelindung:
Rasulullah SAW menyuruh orang yang kuat "syahwatnya" dan belum mampu  untuk menikah agar berpuasa, menjadikannya sebagai wijaa (memutuskan  syahwat jiwa) bagi syahwat ini, karena puasa eksistensi dan  subtansialnya adalah menahan dan menenangkan dorongan kuatnya anggota  badan hingga bisa terkontrol serta seluruh kekuatan (dorongan dari  dalam) sampai bisa taat dan dibelenggu dengan belenggu puasa. Telah  jelas bahwa puasa memiliki pengaruh yang menakjubkan dalam menjaga  anggota badan yang nyata/dhahir dan kekuatan bathin. Oleh karena itu  Rasulullah SAW bersabda "Wahai  sekalian para pemuda, barangsiapa di antara kalian telah mampu ba'ah  (mampu menikah dengan berbagai persiapannya) hendaklah menikah, karena  menikah lebih menundukkan pandangan, dan lebih menjaga kehormatan.  Barangsiapa yang belum mampu menikah, hendaklah puasa karena puasa  merupakan wijaa' (pemutus syahwat) baginya". (HR. Bukhari 4/106 dan Muslim no. 1400 dari Ibnu Mas'ud).
Rasulullah SAW telah menjelaskan bahwa surga diliputi dengan  perkara-perkara yang tidak disenangi (seperti menahan syahwat dsb), dan  neraka diliputi dengan syahwat. Jika telah jelas demikian, sesungguhnya  puasa itu menghancurkan syahwat, mematahkan tajamnya syahwat yang bisa  mendekatkan seorang hamba ke neraka, puasa menghalangi orang yang  berpuasa dari neraka. Oleh karena itu banyak hadits yang menegaskan  bahwa puasa adalah benteng dari neraka, dan perisai yang menghalangi  seseorang darinya.
Bersabda Rasulullah SAW "Tidaklah  seorang hamba yang berpuasa di jalan Allah kecuali akan Allah jauhkan  dia (karena puasanya) dari neraka sejauh tujuh puluh musim". (HR. Bukhari 6/35, Muslim 1153 dari Abu Sa'id Al-Khudry. Ada redaksi lain yaitu telah bersabda Rasulullah SAW : "tujuh puluh musim", yakni : perjalanan tujuh puluh tahun, demikian dijelaskan dalam kitab Fathul Bari 6/48).
Rasulullah SAW bersabda "Puasa adalah perisai, seorang hamba berperisai dengannya dari api neraka" (HR. Ahmad 3/241, 3/296 dari Jabir, Ahmad 4/22 dari Utsman bin Abil 'Ash. Ini adalah hadits shahih).
Dan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda "Barangsiapa  yang berpuasa sehari di jalan Allah maka di antara dia dan neraka ada  parit yang luasnya seperti antara langit dengan bumi".
Sebagian ulama telah memahami bahwa hadits-hadits tersebut merupakan  penjelasan tentang keutamaan puasa ketika jihad dan berperang di jalan  Allah. Namun dhahir/redaksi hadits ini mencakup semua puasa jika  dilakukan dengan ikhlas karena mengharapkan ridha Allah SWT, ini sesuai  dengan apa yang dijelaskan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam  termasuk puasa di jalan Allah (seperti yang disebutkan dalam hadits  ini). itulah beberapa hikmah yang bisa dipetik selama ramadhan, semoga  bermanfa'at.  wallahu'alambisshawab.
(H.R.Ibnu Khuzaimah)
rohani  dan jasmani kita bila ditunaikan mengikut panduan yang telah  ditetapkan, jika tidak maka hasilnya tidaklah seberapa malah mungkin  ibadah puasa kita sia-sia sahaja.
Semoga dengan sedikit artikel dari kami mengenai Hikmah Puasa Ramadhan dapat bermanfaat untuk sahabat pembaca, dan jangan lupa juga untuk membaca lagi artikel menarik lainnya yaitu Keutamaan Puasa di Bulan Ramadhan pada postingan sebelumnya. Sekian dan terima kasih atas kunjungan.
Hikmah Puasa Ramadhan
"Wahai  orang-orang yang beriman ! Diwajibkan kepada kamu puasa sebagaimana  telah diwajibkan atas orang-orang yang sebelum kamu,supaya kamu menjadi  orang-orang yang bertaqwa." (S.al-Baqarah:183)
PUASA  menurut syariat ialah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan  puasa (seperti makan, minum, hubungan kelamin, dan sebagainya) semenjak  terbit fajar sampai terbenamnya matahari,dengan disertai niat ibadah  kepada Allah,karena mengharapkan redho-Nya dan menyiapkan diri guna  meningkatkan Taqwa kepada-Nya.
RAMAHDAH  bulan yang banyak mengandung Hikmah didalamnya.Alangkah gembiranya hati  mereka yang beriman dengan kedatangan bulan Ramadhan. Bukan sahaja  telah diarahkan menunaikan Ibadah selama sebulan penuh dengan balasan  pahala yang berlipat ganda,malah dibulan Ramadhan Allah telah menurunkan  kitab suci al-Quranulkarim,yang menjadi petunjuk bagi seluruh manusia  dan untuk membedakan yang benar dengan yang salah.
Puasa  Ramadhan akan membersihkan rohani kita dengan menanamkan perasaan  kesabaran, kasih sayang, pemurah, berkata benar, ikhlas, disiplin,  terthindar dari sifat tamak dan rakus, percaya pada diri sendiri, dsb.
Meskipun  makanan dan minuman itu halal, kita mengawal diri kita untuk tidak  makan dan minum dari semenjak fajar hingga terbenamnya matahari,karena  mematuhi perintah Allah.Walaupun isteri kita sendiri, kita tidak  mencampurinya diketika masa berpuasa demi mematuhi perintah Allah s.w.t.
Ayat  puasa itu dimulai dengan firman Allah:"Wahai orang-orang yang beriman"  dan disudahi dengan:" Mudah-mudahan kamu menjadi orang yang  bertaqwa."Jadi jelaslah bagi kita puasa Ramadhan berdasarkan keimanan  dan ketaqwaan.Untuk menjadi orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah  kita diberi kesempatan selama sebulan Ramadhan,melatih diri  kita,menahan hawa nafsu kita dari makan dan minum,mencampuri  isteri,menahan diri dari perkataan dan perbuatan yang sia-sia,seperti  berkata bohong, membuat fitnah dan tipu daya, merasa dengki dan khianat,  memecah belah persatuan ummat, dan berbagai perbuatan jahat  lainnya.Rasullah s.a.w.bersabda:
"Bukanlah  puasa itu hanya sekedar menghentikan makan dan minum tetapi puasa itu  ialah menghentikan omong-omong kosong dan kata-kata kotor." 
Beruntunglah  mereka yang dapat berpuasa selama bulan Ramadhan, karena puasa itu  bukan sahaja dapat membersihkan Rohani manusia juga akan membersihkan  Jasmani manusia itu sendiri, puasa sebagai alat penyembuh yang baik.  Semua alat pada tubuh kita senantiasa digunakan, boleh dikatakan  alat-alat itu tidak berehat selama 24 jam. Alhamdulillah dengan berpuasa  kita dapat merehatkan alat pencernaan kita lebih kurang selama 12 jam  setiap harinya. Oleh karena itu dengan berpuasa, organ dalam tubuh kita  dapat bekerja dengan lebih teratur dan berkesan.
Perlu diingat ibadah puasa Ramadhan akan membawa faaedah bagi kesehatan 
Allah berfirman yang maksudnya:
"Makan  dan minumlah kamu dan janganlah berlebih-lebihan sesungguhnya Allah  tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (s.al-A'raf:31)
Nabi s.a.w.juga bersabda:
"Kita ini adalah kaum yang makan bila lapar, dan makan tidak kenyang."
Tubuh  kita memerlukan makanan yang bergizi mengikut keperluan tubuh kita.  Jika kita makan berlebih-lebihan sudah tentu ia akan membawa muzarat  kepada kesehatan kita. Boleh menyebabkan badan menjadi gemuk, dengan  mengakibatkan kepada sakit jantung, darah tinggi, penyakit kencing  manis, dan berbagai penyakit lainnya. Oleh itu makanlah secara  sederhana, terutama sekali ketika berbuka, mudah-mudahan Puasa dibulan  Ramadhan akan membawa kesehatan bagi rohani dan jasmani kita. Insy Allah  kita akan bertemu kembali.
Allah berfirman yang maksudnya: "Pada bulan Ramadhan diturunkan al-Quran pimpinan untuk manusia dan penjelasan keterangan dari pimpinan kebenaran itu,  dan yang memisahkan antara kebenaran dan kebathilan. Barangsiapa  menyaksikan (bulan) Ramadhan, hendaklah ia mengerjakan puasa.  (s.al-Baqarah:185)
 
